Disini kamu tidak akan menemukan semua hal tentang modernisasi, purifikasi, materialisasi, maupun kaki bau terasi.
Tapi kamu akan sangat tercengang setelah tau bahwa .... TERNYATA MASIH ADA YA CEWEK SE NDESO ITU...

Salam senyum
Cewek Ndeso

Kamis, Mei 07, 2009

Become Different??

Dalam 4 bulan ini aku sudah tak sendiri lagi. Telah ada “dia” yang telah menemani hari-hari sepiku.

Setelah bertahun-tahun aku menjadi wanita sendiri yang mandiri. Menjadi seorang wanita yang “hampir” melakukan semuanya sendiri. Karena merasa telah bisa melakukan semuanya sendiri itulah dulu aku sering berkata:

“aku tak membutuhkan pria”.

“tak akan sudi ku menitikkan air mata hanya untuk pria”.

“kapan aku punya waktu untuk belajar, kalau tiap saat waktuku kuhabiskan hanya untuk pria?”.

I was a single happy women.

Yah, aku tau itu terdengar sangat arogan. Dan entah kenapa tiba-tiba sekarang aku sadar, semua keegoisanku hanyalah refleks semata yang kubuat untuk menutupi semua kelemahanku. Aku hanyalah wanita biasa yang tetap membutuhkan pria untuk melindungiku, mendengar keluh kesahku, menyayangiku, menemaniku dalam suka dan duka, dan menjadi sandaran hatiku.

Sudah 4 bulan malam mingguku tak lagi kuhabiskan didepan laptop ataupun bermalam di kosan Eni.

Malam minggu sekarang kurasa penuh dengan warna. Kubuka pintu dan telah ada “dia” yang tersenyum lembut menyambutku dari balik pagar kosanku.

“Mau makan dimana malam ini, de?”.

Aku menatap wajahnya dan tersenyum. Indah.

Aku telah menemukan dunia baru yang belum pernah aku temui sebelumnya.

Tapi ucapan sahabatku kemarin tiba-tiba menghenyakkan jantungku.

“Stefi neh, mentang-mentang udah ada yang punya jadi lupa sama kita. Dulu mah kalo diajakkin hangout kemana gitu pasti selalu semangat banget pengen ikut. Sekarang beda yah”.

Aku teringat dengan sms yang dikirim dari sahabatku yang lain sekitar 1 bulan yang lalu,

“Tepong, anterin aku ke islamic book fair di senayan yuk!”
Dan saat itu aku hanya membalas bahwa aku sudah pergi kesana dengan ”dia” sehari sebelumnya.

Sahabatku yang lain datang kekosanku dan berkata,

“Tep, ntar siang Kak Yanti mau datang. Maen kekosanku ya. Dah lama kita nggak ngobrol-ngobrol sama Kak Yanti lagi kayak dulu”

Saat itu aku hanya tersenyum dan berkata kalau sebenarnya betapa inginnya bertumpul dengan Kak Yanti seperti dulu tapi hari ini aku sudah berjanji akan pergi ke TMII bersama “dia”.

Aku terpana. Benarkah aku telah menjadi sesosok perempuan yang berbeda bagi teman-temanku? Benarkah aku sudah tak mempunyai waktu untuk sahabat-sahabatku?

Aku menggelengkan kepala kuat-kuat. Tidak, aku tidak pernah bermaksud seperti itu. Aku tetaplah seorang sahabat yang selalu siap sedia ketika kau membutuhkan bantuan. Aku tetap senang hati menyediakan bahuku sebagai tempat bersandar ketika engkau menangis saat kebahagiaan tak lagi menghampirimu.

Aku hanya membutuhkan sedikit saja waktu yang biasa kuhabiskan bersama sahabatku, untuk kuluangkan bersamanya.

“Dia” yang banyak orang bilang adalah cowokku, pacarku atau kekasihku. Tapi aku hanya tersenyum dan menjawab.

Insya Allah dia calon suamiku.

Terdengar sangat optimis hah?

Kata Qisti, temanku: “Hahaha, lo yakin dia itu bener-bener jodoh lo? Optimis banget!”.

Dia tertawa. Dan aku punya tiga kata yang telah kurangkai dalam satu kalimat untuknya.

Optimis adalah doa.

Sob, aku tetaplah Stefi yang dulu, sahabatmu. Yang dengan penuh canda dan tawa selalu kau bilang sebagai:

Si Cewek Ndeso.

Tulisan ini cewe ndeso dedikasikan untuk Eni, Ana, Ncuz, Ulfa, Qisti, Dini, Hani, dan semua sahabat-sahabatku yang merasa telah “kuabaikan”.

Sungguh kawan, aku akan selalu ada untukmu.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

sonny Wibowo:
he he he.. stepi.... suasana hati kamu juga pengaruh ke tulisanmu juga lho..dan kerasanya tulus banget.. it's good for you.. ;"im happy to hear that...

Budaya Pop mengatakan...

Aduhhh yang baru punya pacar.

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO
karang di Pantai Baron, Jogja

hei, he's not my prince

hei, he's not  my prince
di Masjid UGM

di kampus kuning

di kampus kuning