Disini kamu tidak akan menemukan semua hal tentang modernisasi, purifikasi, materialisasi, maupun kaki bau terasi.
Tapi kamu akan sangat tercengang setelah tau bahwa .... TERNYATA MASIH ADA YA CEWEK SE NDESO ITU...

Salam senyum
Cewek Ndeso

Jumat, Januari 16, 2009

Hujan,, Hujan,, Hujan,,

Abis mandi, pengen nulis. Mood ga keluar.
Buka blognya si kambing-my crazy idol,,
Ada kata-kata tentang hujan yang bagus banget. Pengen tau?
Oke, I'll share to u all,,,

Ah, musim hujan. Aku selalu suka hujan. Ada romantisme tersendiri dari hujan, entah kenapa, mungkin datang dari percampuran antara cemas menemukan tempat berteduh, pengharapan melihat pelangi pas hujan selesai, dan merenung sendiri dari balik kacamata yang berembun. Hujan membawa itu semua: cemas, harap, dan perenungan.

Aku suka hujan. Aku suka menyetir mobil di bawah hujan sambil melamun, melihat jalanan melalui kaca yang dipenuhi oleh titik-titik air. Lalu aku menghapusnya dengan wiper, yang tentu saja percuma, hanya untuk melihatnya basah kembali: setitik demi setitik demi setitik demi setitik… hingga aku menghapusnya lagi. Dan ulangi. Lalu aku menyetel radio, bernyanyi sumbang, yang tersamarkan oleh bunyi kaca yang ditempa air. Aku suka tidak bisa mendengar suaraku sendiri. Aku suka dibungkam tanpa sengaja.

Aku suka hujan. Terutama aku suka bau air yang bercampur dengan tanah, bau lumpur samar itu. Aku selalu menciumnya dengan brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Aku ingat, sewaktu masih kecil, aku selalu suka menari di bawah hujan, teriak bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Dan ketika keesokannya harinya meriang? Aku gak peduli.

Tapi aku selalu takut dengan badai. Dengan kemampuannya untuk merusak, menghancurkan yang telah ada. Menyapu bersih apa yang pernah aku bangun. Menelan semuanya dalam satu kali jentikan jari, atau kurang. Badai dengan angin kencang, petir nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Badai bisa membuat orang hilang. Badai bisa membuat orang bimbang. Badai bisa, menyesatkan.

Dan ketika badai semacam itu datang,
yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawah hujan.

Hei, kamu. Pegang tanganku.
Kita menari bersama. Ya?

(by: Raditya Dika, http://radityadika.com/)

Aku kok merasa melayang yah???
huaaaaaaaahhhh,, mama toloooooong,,,!!!!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kya....dari si radit toh..
kirain tulisan sendiri neng
yo wis, TETEP SMANGAAAAT

Yup !

Anonim mengatakan...

Oce juga diarynya.. tetep semangat nulis y, diriku akan sering bertandang kemari. Semoga diijinkan, makasih.

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO
karang di Pantai Baron, Jogja

hei, he's not my prince

hei, he's not  my prince
di Masjid UGM

di kampus kuning

di kampus kuning