Ayo semangat! Walopun bobot sampe turun beberapa kilo, mata jadi punya kantong ajaib doraemon, kepala nyut-nyutan gara-gara kurang tidur, tapi aku tetep semangat!
Di saat yang laen sedang asik terbuai mimpi, aku masih sibuk berkutat dengan laptop kesayanganku. Di saat yang lain asik diracuni cerita-cerita sentimental sinetron di tipi, aku sedang berjalan mondar-mandir sibuk ke wartel buat bikin janji dengan miss Lisa atau bu Asriati. Di saat yang laen asik makan-makan di pizza hut waktu acara ultahnya Fizah, aku sedang duduk sendirian di lobi fakultas Dakwah sambil berharap-harap cemas menunggu kedatangan bu Asriati yang janji mo ngasihin surat rekomendasi.
Aku selalu merasa sendirian ketika teman-temanku sedang asyik berinteraksi satu sama lain. Beberapa terlihat sedang asik tertawa mendengar perkataan taman yang satunya, aku malah sendirian naik turun tangga mengejar bu Azri, Pak Yanis atau Pak Zam-zami. Temanku nyaman di ruangan ber-AC sambil mendengarkan kuliah, aku berpanas-panasan dengan muka coreng moreng gara-gara asap knalpot kendaraan ketika harus ke Senen ngambil hasil score TOEFL. Temanku belepotan makanan, aku belepotan keringat karena harus mondar-mandir dari satu tempat ke tempat laen.
Insya Allah semua itu aku lakukan dengan ikhlas dan tanpa mengeluh. Walaupun akhir-akhir ini aku merasa amat sangat lelah mengejar impianku. Yap, impianku untuk mendapatkan beasiswa ke Amrik.
Syarat-syaratnya ga bisa disebut gampang, tapi juga ga sulit kalo aku berusaha dan bekerja keras. Dan nyatanya, Alhamdulillah aku bisa melewati masa-masa sulit seperti itu demi mengejar tenggat waktu deadline yang waktunya mepet banget.
Aku ga peduli dengan terik matahari yang terus menyerangku ketika aku berjalan mondar-mandir sendirian ke kampus dua, ke ruang dosen farmasi, ke fakultas Dakwah, ke ILP, ke tukang fotokopi, ke wartel, ke warnet, kemana aja aku melangkah.
Hanya satu yang kupikirkan saat itu, tangis bahagia orangtuaku, senyum kebanggaan dari adik-adikku, tawa dukungan dari teman-temanku atau tepukan bangga dari dosen-dosenku kalau aku bisa dapet beasiswa ini. Semua hal itu membuatku semakin bersemangat mencapai impianku.
Semua mendoakanku, semua mengharapkanku, semua menungguku...
Apa aku menyerah begitu saja waktu aku tau kalo miss Lisa ternyata lupa nge-edit tulisan english-ku? Apa aku menghentikan usahaku ketika hape bu asriati ga aktif justru ketika beliau belum sempat memberikan hasil referensinya kepadaku beberapa jam sebelum deadline terakhir? Atau aku menangis ketika pak Zam-zami yang lupa bikin surat keterangan yang aku minta?
Enggak!
Semua masalah yang aku alami ga akan menghalangiku tuk meraih impianku. Harapan mama-papaku.
Semua masalah yang aku alami ini justru akan terasa amat indah ketika aku berhasil lolos beasiswa ini.
Hopely, it is could be a reality…Amiiiin…
Wallahualam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar